...penantian satu penyiksaan...

Assalamualaikum dan salam sejahtera...

Kali ini aku nak nukilkan sebuah puisi pula. Puisi tentang penantian yang entah kemana penghujungnya, aku pun tak tahu. Entah macam mana aku boleh jumpa puisi ni pun buat aku pelik. Puisi yang tak menarik tapi ada maksudnya. Apa maksudnya? Jom kita sama-sama salami… zassss…layaaannn!!!

Penantian?
Ahh…!!! Memang benar penantian itu satu penyiksaan.
Penyiksaan batin terukir tika menanti.
Walau seketika tapi tetap terluka.
Walau tak kemana tapi tetap juga terluka!
Aku penat menanti.
Bukan aku tak cinta.
Tapi hati ini sakit dipermainkan cinta.
Bukanku tak sudi.
Tapi ingin kulihat tingkah lakumu.
Menduga kasihmu padaku.
Tapi kasihmu tampak pudar.
Kian pudar dan terus pudar dimamah masa yang tak kenal erti berhenti.
Siangku penuh duka walau wajah ceria bak gula.
Malamku resah.
Sepi tanpamu.
Sepi merinduimu.
Kesepian tanpamu menemani tidurku.
Apakah aku melakukan khilaf padamu?
Apakah dirimu tidak lagi mencintaiku?
Apakah dirimu tidak menginginkanku lagi?
Aku langsung tak mengerti.
Tolonglah sayangku…
Beri aku satu jawapan yang bisa buatku menangis.
Menangis terharu, bukan menangis menahan pedih dihati.
Jujurlah padaku sayang…
Jika itu yang kaukata itu lahir dari jiwa halusmu, aku pasrah.
Aku redha.
Pasrah dalam redha.
Redha dalam penantian.

Sekian…trimas…